Featured Post

What you will find in Tarutung City?

Aku Bersyukur Memanggilmu Ayah

Aku Bersyukur Memanggilmu Ayah
(sumber gambar Rosi dalam IDNTimes.com, 2016)
Pagi adalah sahabat terbaik semangatmu dan malam adalah sahabat terbaik lelahmu. Jika engkau bisa memilih, mungkin dua puluh empat jam sehari tidaklah cukup untuk tekadmu. Karena berlelah dan berpangku tangan bukanlah tujuan hidupmu.

Terimakasih atas waktumu, Ayah.

(sumber gambar Rosi dalam IDNTimes.com, 2016)
Matahari adalah petunjuk pergerakanmu. Saat ia menyapamu di pagi hari, kau tahu bahwa itu adalah tanda untukmu bersiap-siap memulai pertempuran. Saat ia mengajakmu memejamkan mata bersamanya, kau mengerti bahwa ia menginginkanmu untuk mengakhiri pertempuran hari itu. Pagi hingga sore menyapa menjadi waktu bagimu untuk mencarikan anak dan istrimu sesuap nasi. Sementara itu, malam kau jadikan waktu untuk membayar momen-momen yang terlewatkan bersama anak-anakmu. Oleh sebab itu, terimakasih karena telah menghabiskan dua puluh empat jam waktumu untuk kami, anak-anakmu, Ayah.
Jika suatu hari nanti aku memiliki kesempatan untuk menjadi orang tua, mungkin aku akan mengerti tentang apa yang sedang kau lakukan. Bahwa dua puluh empat jam sehari tidak lagi menjadi hakku seorang diri. Bahwa dua puluh empat jam dalam sehari adalah waktu yang sepenuhnya dimiliki oleh anak-anak masa depanku, sama halnya dengan waktumu yang sepenuhnya adalah milik kami, anak-anakmu

Terimakasih atas semangatmu, Ayah.

(sumber gambar Rosi dalam IDNTimes.com, 2016)
Teriknya sinar matahari yang membakar tubuhmu tak pernah menghalangi semangatmu. Keringat yang mengalir disepanjang tubuhmu, kau jadikan tanda bahwa engkau harus dan masih kuat. Kau tidak pernah memperdulikan apa kata orang tentang hidup yang tengah engkau jalani. Karena bagimu, kebahagiaan anak-anakmu adalah hal yang utama.
Tahukah engkau jika semangat hidupmu yang tinggi demi menyekolahkan dan menghidupi kami adalah alasanku untuk bertahan? Mungkin kau senantiasa berpikir bahwa aku adalah salah seorang anakmu yang kuat dan dapat kau percaya, karena sedari dulu aku terbiasa hidup mandiri dengan keputusan-keputusanku. Aku terbiasa dengan hidup yang membuatmu bangga dan tak sekalipun mengecewakanmu. Karena dalam kamus kehidupanku, membuatmu kecewa adalah kesedihan terbesarku. Oleh karena itu, aku senantiasa ingin terlihat kuat dan mandiri untukmu. Tapi Ayah, aku tidak sekuat itu. Aku tidak semandiri dan tidak semembanggakan seperti yang engkau kira. Namun di atas semua kelemahan yang tidak ingin kutunjukkan di hadapanmu, aku ingin engkau tahu bahwa semangatmu adalah alasanku untuk bertahan. Aku mau terus hidup dan bertahan di dunia yang semakin kejam ini untukmu, Ayah. Karena itu, terimakasih atas semangat hidupmu yang tak pernah padam, Ayah.
Terimakasih atas lelahmu, Ayah.
(sumber gambar Rosi dalam IDNTimes.com, 2016)
Aku tak pernah memintamu untuk mengorbankan tubuhmu yang renta itu untuk bekerja bagi kehidupanku. Namun aku sadar, kasih sayangmu yang terlampau besar itu telah menekan egomu untuk melakukan apapun demi menciptakan kehidupan yang lebih baik bagiku. Berlapis-lapis olesan balsam dan salep pereda nyeri otot menjadi santapan tubuhmu yang renta itu tiap malamnya. Namun hal itu tidak pernah menjadi masalah bagimu asalkan esok harinya kau mampu bekerja dan mencari nafkah lagi. Ayah, terimakasih karena sudah berlelah untuk kami, anak-anakmu. Terimakasih karena sudah memperjuangkan banyak hal untuk mimpi-mimpi egoisku.
Namun benarkah sebagai seorang Ayah, menunjukkan kelelahan adalah suatu hal yang tabu? Tanpa berucap, aku tahu seberapa lelahnya engkau yang bekerja tiap hari demi kami. Namun seusai kerja, yang senatiasa kudapati adalah senyum bahagiamu. Dan tidak sekalipun aku mendapati dirimu mengeluh di hadapanku. Oleh sebab itu, terimakasih karena sudah berusaha keras untuk terlihat kuat di atas lelahmu untuk kami, anak-anakmu, Ayah.

Terimakasih atas kehadiranmu dalam hidupku, Ayah.

Aku Bersyukur Memanggilmu Ayah
(sumber gambar Rosi dalam IDNTimes.com, 2016)
Ayah, tetaplah bersamaku hingga waktu yang tidak ingin aku batasi. Kau selalu berpesan padaku, bahwa engkau tidak dapat mewarisiku harta berupa kekayaan. Bahwa kau hanya mampu mewarisiku harta berupa ilmu yang dengan susah payah kau perjuangkan untukku. Namun, kali ini aku ingin engkau tahu bahwa aku hanya membutuhkan kehadiranmu dalam hidupku. Aku tidak peduli jika pada akhirnya aku tidak memiliki harta berupa kekayaan di dunia ini, asalkan engkau senantiasa ada di dalam hidupku. Karena kehadiranmu saja sudah cukup menjadi alasanku untuk bahagia. Ayah, terimakasih karena hingga sekarang kau mau bertahan hidup untuk kami, anak-anakmu.

Terimakasih karena telah menjadi Ayahku

(sumber gambar Rosi dalam IDNTimes.com, 2016)
Di atas semua ucapan terimakasihku karena semua hal yang telah engkau lakukan, aku ingin berterimakasih kepadamu karena telah menjadi ayahku. Seandainya aku diijinkan untuk memilih, aku ingin kau tahu bahwa aku akan selalu memilihmu untuk menjadi ayahku. Aku tidak pernah meminta sesosok ayah yang sempurna, karena aku tahu aku telah memilikimu, ayahku yang tak akan pernah sempurna, namun senantiasa sempurna bagiku. Ayah, terimakasih karena dalam waktuku yang terasa singkat di dunia ini, aku diberi kesempatan untuk memanggilmu Ayah dan ketahuilah bahwa aku selalu bangga memilikimu..

Komentar